kilatan kilatan petir yang terbentuk di angkasa seperti retakan hatiku yang kemarin pagi terbuat.

siang ini, dibawah runtuhan air dari awan yang diturunkan sang kuasa, aku diam dan kedinginan.

menunggu sang mentari hati datang dan menghangatkan tubuh.

waktu ke waktu aku tunggu dan berharap dia datang dan menghampiriku.

tapi, ketika harapan telah membumbung tinggi, dia tinggalkan aku.

tinggalkan aku dengan sejuta harapan hadirnya dia disini.

Hujan deras yang mengalir deras dari langit 

runtuhan petir yang melukis langit

awan abu yang keruhkan langit

gambarkan sejuta kelamnya jiwa

harus kemana aku berlari?

harus kemana aku berlindung?

tempatku telah di ambil.

tempatku bersandar telah dicuri.

hati tempatku bersandar telah hilang

when'll i go? i beg you. please be my protector

kilatan kilatan petir yang terbentuk di angkasa seperti retakan hatiku yang kemarin pagi terbuat.

siang ini, dibawah runtuhan air dari awan yang diturunkan sang kuasa, aku diam dan kedinginan.

menunggu sang mentari hati datang dan menghangatkan tubuh.

waktu ke waktu aku tunggu dan berharap dia datang dan menghampiriku.

tapi, ketika harapan telah membumbung tinggi, dia tinggalkan aku.

tinggalkan aku dengan sejuta harapan hadirnya dia disini.

Hujan deras yang mengalir deras dari langit 

runtuhan petir yang melukis langit

awan abu yang keruhkan langit

gambarkan sejuta kelamnya jiwa

harus kemana aku berlari?

harus kemana aku berlindung?

tempatku telah di ambil.

tempatku bersandar telah dicuri.

hati tempatku bersandar telah hilang

when'll i go? i beg you. please be my protector

hi! Saya Rifdah Khansatikah, siswi tingkat akhir jurusan Ilmu Sosial SMA Plus Negeri 17 Palembang. Sedang berusaha melanjutkan pendidikan ke Jurusan Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada. Dalam perjalanan menjadi seorang hakim wanita MK dan seorang travel-blogger